August 22, 2016

Mau Menjadi Penulis Profesional dan Kaya? Ini Dia Zimatnya

Mau Menjadi Penulis Profesional dan Kaya?

Siapa yang gak tau film Harry Potter? Film bertema sihir ini memang sangat populer sejak dari pertama kali dirilis tahun 1997 silam. Bahkan setelah penayangan seri terakhirnya pada tahun 2007 lalu, film ini masih sangat manarik  untuk ditonton.  Kepopuleran film Harry Potter memang mendunia, para pemain, atribut dan latar belakang film bahkan masih sangat melekat dihati para penonton. Bukan, mantra-mantra sihir yang dikeluarkan sepanjang film juga masih diingat jelas oleh para penggemarnya.Bisa dikatakan film Harry Potter adalah salah satu film legendaris yang amat populer. Hampir tak ada yang tak tau film bertema sihir klasik satu ini. Meskipun film ini sudah berakhir 12 tahun lalu, namun penggemar Harry Potter masihlah mendunia. Bahkan banyak hal-hal yang berbau Harry Potter dijual di berbagai negara.

Kesuksesan film Harry Potter tentu tak bisa lepas dari sang penulis novel Harry Potter yakni J.K. Rowling. Tanpa adanya karya tulis J.K. Rowling[1], tentunya kita tidak akan pernah tahu akan adanya Hogwarts, kita tidak tahu apa itu Gryffindor, kita juga tidak akan tau Harry Potter, Hermione Granger, Ron Weasley dan para tokoh dalam film sihir tersebut. Sebab dari imajinasi jenius J.K. Rowling lah, kisah Harry Potter itu berawal.

Sebelum diadaptasi menjadi sebuah Film Mega Box Office, Harry Potter merupakan sebuah judul novel melegenda yang ditulis oleh J.K. Rowling. Novel tersebut telah membawa J.K. Rowling serta menjadikannya penulis terkaya. Novel-novel tersebut telah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa yang berbeda dan terjual lebih dari 450 juta kopi. Buku-buku Harry Potter bahkan telah tercatat sebagai seri buku terlaris sepanjang sejarah. Sebagai seorang penulis terkenal dunia, sifat kepribadian  J.K. Rowling juga tersirat dalam setiap karyanya, diantaranya adalah ketekunan, kepemimpinan dan komunikasi yang efektif. Sebagai penulis yang sukses, tentunya J.K. Rowling mempunyai kisah perjuangan hidup yang tidak kalah menariknya, inspiratif yang patut untuk ditiru.

Kisah hidup, ketenaran dan kekayaan J.K. Rowling telah terdokumentasikan dengan baik. J.K. Rowling dikenal sebagai seorang penulis yang berjuang dengan imajinasi dan mimpinya. Ketika naskah Harry Potter akhirnya terjual, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Tetapi ada banyak peristiwa dalam kehidupan wanita bernama Joanne Rowling ini yang tergolong pahit. Jika kita melihat lebih dekat masa-masa sulit dalam hidupnya di Negara Barat yang sudah maju, kita juga jadi sadar, bahwa tantangan kehidupan itu ada dimana-mana? Kita tidak menemukan perjalanan kepenulisan Rowling yang bisa memanfaatkannya untuk  mengatasi kesulitan hidup. Misalnya menjadi semisal “penulis” kejar honor dll. Kita bisa melihat sifat ulet Rowling, tahan banting yang bisa menginspirasi banyak penulis pemula yang mengidolakannya. Dia percaya diri dan punya talenta dalam menulis, senang membaca, dan dia mampu menginspirasi dirinya sendiri. Dia pantang menyerah pada perasaan negatif dan nasib buruknya. Hingga kemudian bukunya menjadi legenda Dunia.

Kalau Mau melihat Bagaimana Perjuangan JK Rowling Jadi Penulis Kaya Raya...anda sebaiknya baca dulu Buku "Setiap Asa Bertabur Nikmat. Anda akan melihat bagaimana perjuangan JK Rowling hingga jadi Penulis terkaya Dunia pada zamannya. Bisa Lihat Disini.




Sekarang ini menjadi penulis sepertinya pekerjaan yang menarik dan kian hari makin banyak diimpikan anak muda Indonesia. Munculnya para penulis baru yang sukses dengan karyanya, dibumbui dengan keleluasaan waktu yang ditawarkan oleh pekerjaan ini, hingga kesempatan untuk meluapkan kreativitas membuat profesi penulis kian memikat banyak calon penulis.
Menjadi penulis tidaklah seenak yang anda bayangkan. Jika memang ingin menjadikan menulis sebagai sebuah pekerjaan, tentu banyak cara untuk mencapainya. Pertama dan yang penting sebaiknya menulislah, terkait hal hal yang anda senangi dan tulislah sesuai imajinasimu. Tentu saja tulisan itu akan menarik bagimu, dan juga yang satu selera denganmua. Tapi kalau ingin tulisanmu banyak dicari dan dibaca orang lain. Maka tentu saja, anda harus peka dengan selera para pembaca anda.  Karena itu, sebelum menghasilkan sebuah karya anda perlu membaca selera pasar, menetapkan target pembaca yang ingin di jangkau, hingga memastikan bahwa plot cerita atau nonfiksi yang anda buat memiliki sesuatu yang menarik dan berbeda dari penulis lain.
Tidak hanya berhenti di proses membaca pasar dan mencari ide, setelah karyamu selesai pun anda masih perlu mengatur strategi. Sebagai penulis, penting bagimu untuk terus berinteraksi dengan pembaca. Loyalitas mereka untuk membeli karyamulah yang akan menentukan masa depanmu di dunia kepenulisan. Anda wajib memutar otak untuk menemukan cara komunikasi yang paling baik. Bisa lewat blog, jejaring sosial, hingga acara kopi darat dengan pembaca setia. Tapi hal seperti itu, sudah menjadi bagian dari pemasaran. Kalau anda masih bergulat untuk menjadi penulis. Ya menulis saja dahulu.
Harus Tahan Banting. Jalan untuk menjadi seorang penulis yang berhasil tentu berbeda antara yang satu dengan lainnya. Bagi seorang seleberiti, sudah punya nama. Dia bisa memanfaatkan para penulis Ghost Writer untuk menuliskan bukunya dan dengan nama yang sudah tenar dan terkenal, maka bukunya juga bisa sukses dan menjadi tambahan penghasilan yang menarik buatnya. Tetapi sebaliknya bagi mereka yang belum punya apa-apa. Dalam artian belum punya “nama” , belum dikenal orang maka menulis adalah jalan panjang tiada tara.
Jadi jangan heran. Hanya Orang-Orang yang Tahan Banting dan Punya Komitmen Tinggi yang Bisa Bertahan Jadi Penulis. Bagi mereka. Menulis sebenarnya tak lebih ringan dari sebuah pertandingan marathon perlu tekad dan daya tahan. Bagi golongan ini. Menulis bukanlah pekerjaan yang ringan. Penulis Jepang Haruki Murakami, menurutnya penulis itu diibaratkan sebagai seseorang yang sedang mengikuti pertandingan lari maraton. Demi mencapai garis finish, seseorang harus cerdik mengatur tenaga agar tak kelelahan di tengah jalan. Juga perlu latihan panjang yang tidak kenal bosan dan melelahkan. Bagi mereka yang tergolong seperti ini. Proses menyelesaikan sebuah naskah tulisan memang tidak lebih ringan dari pertandingan maraton. Padahal bagi yang lainnya. Menulis itu tidak ada bedanya dengan bertutur. Dia cukup menceritakan idenya di depan alat perekam. Kemudian memberikannya pada penulis lain untuk menuliskan ulang untuknya. Setelah koreksi di sana dan sini, maka jadilah ia sebuah karya yang tidak kalah menariknya. 

Saat anda menulis sebuah novel dengan latar belakang negara lain yang belum pernah anda kunjungi, misalnya. Demi mendapatkan gambaran yang tepat dan otentik, anda harus membuka Peta, rajin membaca informasi yang berhubungan dengan negara tersebut. Cari berbagai info yang menarik terkait wilayah tersebut, cari info yang spesifik. Usahakan lihat film-film terkait wilayah dan perhatikan budayanya. Cermati juga blog –blog negeri itu dan ambl berbagai info menarik darinya. Setelah punya gambaran yang jelas, maka barulah tuliskan karya anda terkait wilayah atau adat istiadat di wilayah itu. Cara seperti ini jelas memelukan proses. Proses menulis tidak jarang membutuhkan tenaga dan komitmen yang sungguh-sungguh. Untuk menjadi penulis yang bisa konsisten menghasilkan karya, anda harus rela bekerja keras untuk terus menulis. Nah! Masalahnya, kalau anda punya sesuatu untuk dimakan selama proses kreativitas menulis anda; tentu tidak ada masalah. Tapi kalau sambil menulis dan cari penghasilan? Tentu polanya beda lagi.

Anda Perlu membaca Buku : 7 Cara menulis Artikrl Yang Disukai Koran


Jangan Menyerah
Seburuk apapun hasil tulisanmu, teruslah menulis! Kata para sesepuh penulis. Setiap penulis pasti pernah mengalami writer’s block, yaitu sebuah kondisi dimana penulis kehilangan semangat dan ide untuk melanjutkan tulisannya. Writer’s block bisa disebabkan oleh kondisi penulis yang mungkin sedang memiliki banyak masalah pribadi, bisa juga datang karena kejenuhan setelah penulis lama berkarya tanpa pernah mengambil jeda untuk meliburkan otak, khususnya bagi mereka yang belum kuat pondasi ekonominya. Menulislah terus, tak peduli seberapa buruk hasilnya nanti. Bagi seorang penulis profesional, menuliskan seuatu yang buruk masih bisa diperbaiki lewat proses editing di kemudian hari. Tapi, menyerah pada keengganan diri adalah sebuah bentuk kekalahan.
Kenalilah pembacamu, Belajarlah Bicara Dengan Bahasa Mereka. Kalau sudah berniat mau menjadikan menulis sebagai sebuah pekerjaan jelas, anda harus lebih peduli tentang cara anda menuliskan karyamu. Anda tidak lagi menulis hanya untuk dirimu sendiri. Kini anda menulis untuk orang lain yang rela mengeluarkan uang demi menikmati hasil karyamu. Maka, jadi kewajibanmu untuk menghibur mereka! Jangan lelah untuk mengenali pembacamu. Search judul tulisan atau bahkan namamu di Google dan Twitter untuk menemukan komentar pembaca tentang hasil karya yang telah anda telurkan. Tak hanya berhenti di situ, jelajahi media sosial mereka. Kenali siapa mereka, apa kesukaannya, lelucon apa yang mereka suka, gaya bahasa apa yang mereka gunakan dengan teman-temannya dsb dsb.
Dengan kata lain. Lewat cara ini sebenarnya anda sedang menciptakan profil pembaca dan membentuk gaya komunikasi yang paling tepat dengan mereka. Ingat, tak semua orang mau susah payah memahami pemikiranmu. Anda juga belum sehebat Dewi Lestari yang sudah punya penggemar setia ‘kan? Kadang, justru andalah yang harus rela belajar bertutur sesuai gaya bahasa pembaca agar mereka lebih merasa dekat dan terhubung dengan tulisanmu.
Menulis Bisa Jadi Andalan Penghasilan. Jangan Percaya Pada Anggapan Orang Bahwa Penulis Adalah Pekerjaan yang Tak Bisa Menghasilkan Uang. Dalam suatu wawancara Bernard Batubara, seorang penulis muda dengan semangat mengatakan bahwa ia bisa hidup dari pekerjaannya sebagai penulis. Bagi penulis tertentu, menjadi penulis memang kian menjanjikan. Selain Bernard, masih ada penulis muda lain yang juga sukses: sebut saja Raditya Dika, Dewi Lestari, Agustinus Wibowo, dll Jika mau melihat  pada kunci keberhasilan mereka, sebenarnya ada satu benang merah yang dapat kita temukan. Penulis-penulis sukses itu menetapkan target pembaca yang jelas, menulis dengan bahasa yang disukai pembaca, mereka juga tak menutup diri pada kesempatan menulis yang tak hanya sekedar mencetak karya di atas kertas. Mereka juga mempunyai pekerjaan lain yang bisa menopang kehidupan kepenulisan mereka. Misalnya Dewi Lestari juga menulis skenario untuk bukunya yang diadaptasi menjadi film, Bernard Batubara bekerja sebagai editor untuk sebuah penerbit yang banyak menerbitkan buku anak muda, Raditya Dika tak enggan menjai host di beberapa acara televisi dan rajin mengisi pelatihan penulisan kreatif di berbagai kota.
Jadi sebenarnya, apapun pekerjaan anda kalau jadi professional anda bisa juga berhasil. Begitu juga sebagai penulis. Pekerjaan sebagai penulis itu membuka banyak pintu kesempatan;  yang tentunya dapat menghasilkan uang. Tetapi dengan catatan,  anda terus mengembangkan jaringan dan jeli melihat kesempatan, hidup hanya dari menulis sangat mungkin untuk dilakukan. Jadi penulis itu nggak harus tinggal di kamar kecil yang suram dan bokek seumur hidup. Penulis juga bisa hidup mapan.

Bagaimana Cara Bisa Menjadi Penulis Profesional      Mari kita ulangi lagi. Ingatlah. Ketika anda menulis, pada saat itu anda sama saja sedang berbicara. Yang membedakan hanyalah mediumnya saja. Ketika anda sedang berbicara, anda sedang menggunakan medium bahasa lisan atau lidah. Dan ketika anda sedang menulis, anda sedang menggunakan medium bahasa tulis atau susunan huruf. Namun substansinya sama, yaitu anda menyampaikan sesuatu yang telah anda pahami. Jika anda menulis sesuatu yang belum anda pahami, maka tulisan anda tidak akan menarik dan malah terasa hambar. Hasilnya, pembaca akan bingung karena penulisnya sendiri tidak tahu artinya.
Agar anda jadi professional dan pandai menulis: pahami dulu, lalu tulis, dan kemudian asah atau biasakan. Maka akhirnya menulis akan menjadi mudah. Sulit hanya berlaku bagi orang yang belum bisa atau tidak bisa. Berikut ini ada 3 hal yang perlu anda tahu tentang penulis profesional:
Penulis profesional adalah Seorang Pakar  Menulis merupakan keahlian (meski tidak perlu titel Akademis), dan untuk memiliki keahlian itu perlu belajar. Kita membaca tulisan orang lain itu sama dengan belajar. Dan semakin sering kita membaca maka akan semakin banyak pengetahuan yang kita pahami. Jika sudah paham, maka tulislah apa yang telah anda pahami tersebut. Bagaimana anda agar benar-benar memahaminya dengan baik, hal itu tergantung kualitas anda. Namun jika kita hanya membaca saja tanpa diikuti dengan praktek menulis, maka kita hanya akan pintar membaca saja namun tetap kaku dalam menulis. Intinya: baca, pahami, uji dan praktekkan (menulis).
Penulis profesional itu perlu latihan  Semakin banyak kita menulis itu sama dengan mengasah keahlian dan tentunya akan membuat kita semakin mahir. Satu rangkaian kalimat yang kita buat akan mempertajam keahlian kita. Namun jika cara menulis kita hanya seperti itu secara terus menerus tanpa kita kembangkan, maka kemampuan menulis kita hanya sebatas itu-itu saja dan tidak akan bertambah. Menulis banyak macam ragamnya dan semuanya kita harus menguasai. Kalau ingin menguasai Teori menulis baca juga buku ini : Ketika Semua Jalan Tertutup: Menulis Malah Memberi Segalanya.

Penulis profesonal itu Tidak Susah  Jika kita terus belajar dan berlatih, tanpa terasa kita akan mahir dalam menulis. Ditambah lagi tahu dan mengerti Teorinya maka segala macam cara menulis akan menjadi mudah. Tidak ada kata sulit bagi orang yang sudah mahir. Sulit hanya berlaku bagi orang yang belum mahir. Orang yang tidak mau belajar dan tidak mau mengasah keahlian akan tumpul selamanya.
Ada satu hal lagi. Tetap tingkatkan kualitas intelektual Anda. Jika anda sudah mahir dalam menulis, maka anda bisa membuat tulisan berkualitas sambil tertawa. Karena menulis artikel berkualitas bukan menjadi pekerjaan yang berat lagi bagi anda, tetapi menjadi sebuah kebiasaan yang menyenangkan. Tetapi ingat kalau kualitas diri atau kualitas intelektual anda juga tetap anda tingkatkan.

Baca juga : Rahasia Sukses Penulis Entrepreneur


[1] https://www.idntimes.com/life/inspiration/amelia-solekha/penuh-duka-cita-begini-perjalanan-hidup-jk-rowling-sebelum-sukses-c1c2/10

No comments:

Post a Comment