Showing posts with label Ketika Semua Jalan Tertutup. Show all posts
Showing posts with label Ketika Semua Jalan Tertutup. Show all posts

July 13, 2023

Hal yang Membuat Kamu Jadi Penulis Yang Berbeda

 

Oleh harmen Batubara

Bagi yang senang. Menulis adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Seperti pekerjaan lainnya, menulis juga bisa membuat anda bahagia, berpenghasilan dan senang. Nah terkait hal seperti itu. Seorang sahabat bertanya Pa Harmen bagaimana agar saya bisa senang membaca dan juga bisa jadi penulis?  Jawabannya sebenarnya sederhana saja. Mulai saja dahulu. Nanti dan berikutnya kau bisa melihat sendiri perkembangannya. Tetapi kalau jawaban unggah ungguhnya adalah anda perlu mempunyai: 



Keterampilan Menulis yang Kuat: Kemampuan yang paling penting bagi seorang penulis adalah kemampuan menulis dengan baik. Ini termasuk menguasai tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang baik, serta kemampuan menulis dengan cara yang jelas, ringkas, dan menarik.

Kreativitas: Menulis adalah upaya kreatif, dan penulis sukses mampu berpikir di luar nalar dan menghasilkan ide dan pendekatan unik untuk dalam tulisan mereka.

Ketekunan: Menulis bisa menjadi proses yang menantang dan terkadang membuat frustrasi, dan penulis yang sukses harus memiliki kemampuan untuk terus maju bahkan ketika menghadapi kemunduran dan rintangan.

Keterampilan Riset: Bergantung pada jenis tulisan yang Anda lakukan, riset mungkin merupakan bagian penting dari proses. Penulis yang sukses dapat menemukan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber untuk menginformasikan tulisan mereka.

Manajemen Waktu: Menulis seringkali membutuhkan banyak waktu dan usaha, dan penulis yang sukses mampu mengatur waktu mereka secara efektif untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi tenggat waktu dan menghasilkan karya berkualitas tinggi. 

Sehingga dengan demikian nantinya akan  dapat menghasilkan sebuah  tulisan yang menarik, bermanfaat, dan enak dibaca. Teknik menulis jenis tulisan yang satu dengan lainnya pasti berbeda, jelas berbeda, dan itu memang banyak ragamnya, tetapi dari semua itu kalau anda menulis maka menulislah seolah anda sedang bercakap cakap dengan teman yang anda senangi, karena bertutur terhadap teman sehingga berbagai gaya yang anda punya akan terasa sah sah saja.



 Peran Sebuah Isu Dalam Tulisan

Bagai mana Anda Memilih Issu.  Pemilihan isu didalam menulis sangat penting karena tingkat aktualitas/kebaruan dari suatu isu yang dipilih secara tidak langsung akan memperlihatkan betapa pentingnya membaca suatu tulisan; dan ada keyakinan dari tulisan tersebut akan memberikan, paling tidak suatu informasi baru. Kalau pun isu baru tidak ditemukan, tetapi anda masih bisa menyuguhkan sudut pandang baru, atau minimal anda masih bisa atau punya peluang untuk melakukan perumusan ulang terhadap isu lama yang sudah jenuh dibicarakan. Tentu saja banyak isu lain yang dapat dikembangkan secara kreatif dan inovatif yang menunjukkan sifat aktual dan kontekstual dari suatu tulisan. Kejelian melihat sesuatu issu adalah bagian dari ke mampuan sang penulis. 

Defenisi Isu sendiri, adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Isu juga sering di sebut rumor, kabar burung, dan gosip. Sebagai contoh bisa kita sebutkan saat munculnya isu “ Matinya Ideologi”.  Isu ini muncul dari Daniel Bell dari tulisannya dibuku yang berjudul The End of Ideology. Ia menekankan penolakannya terhadap kepercayaan umum selama ini yang menjadi konsepsi menyeluruh tentang problematik sosial budaya sebagaimana diobsesikan oleh berbagai ideologi sebagai cara bertindak manusia. 

Dalam karyanya The End of Ideology, Bell membagi menjadi 3 bagian atas penolakannya tersebut. Saya hanya menyoroti bagian yang pertama berisi kritik dan analisa Bell atas beberapa pendekatan yang keliru terhadap masyarakat Amerika. Dalam kritiknya terhadap Teori Masyarakat Massa, Bell berpretensi untuk menunjukkan bagaimana sejumlah teori tentang Amerika menyajikan penggambaran yang tidak utuh. Menurutnya Kapitalisme Amerika itu sejatinya berawal dari tumbuhnya perusahaan perusahaan keluarga di tahun 50an.

Menurut Bell kegagalan sosialisme di Amerika berakar pada ketidak mampuan menyelesaikan dilema dasar antara etika dan politik. Sifat dari gerakan sosialis yang berpatokan pada logikanya sendiri, menyebabkan mereka tak bisa berkompromi terhadap kapitalisme. Mood politik pada tahun 30-an sampai 50-an yang menimbulkan depresi besar ekonomi dunia, munculnya fasisme dan imperialism di Negara yang kebudayaannya maju, dan pembunuhan birokratis terhadap jutaan orang membuat Bell memberikan kesimpulan bahwa berakhirlah harapan-harapan agung dan bahwa ideologi telah berakhir di Barat. 

Sebuah karya tulisan bisa menimbulkan gejolak yang hebat serta melahirkan isu yang kaya imaginasi dan memerlukan penjelasan. Di Sinilah seorang penulis di tuntut untuk dapat memilih suatu isu dengan memanfaatkan trending suatu isu. Isu itu sungguh luas dan banyak ragamnya. Misalnya takkala isu geng motor sedang ramai. Sebagai seorang penulis anda akan dengan mudah membuat suatu tulisan yang menarik tentang trending motor yang cocok untuk para geng motor itu sendiri. Anda tinggal mencari motor yang harganya tidak terlalu mahal, tarikannya responsip dan modis atau mudah dimodifikasi jadi sangat sangar. Sebagai seorang penulis memilih isu adalah sebuah ke jelian tetapi bisa dikalkulasi. Anda dapat memanfaatkan mesin pencari isu nya Google yang dikenal juga dengan Keyword Planner. Anda bisa memanfaatkan software ini untuk mencari trending topik atau issu dalam bidang apa saja. Sebagai penulis anda sebaiknya harus dapat memanfaatkan software tersebut, dan itu gratis. 

Kuasai Ketrampilan Riset 

Google Keyword Planner sejatinya adalah alat yang disediakan oleh google untuk mereka yang mau pasang Google adwords agar dalam memasang adwords lebih tepat sasaran dalam mendatangkan pengunjung ke situs/website.Namun jangan lupa alat ini ternyata bisa anda manfaatkan dalam merencanakan pemilihan judul,deskripsi dan keyword (isu) yang tepat bila anda hendak membuat blog/website. Maka dengan memanfaatkan Riset Keyword Dengan Google Keyword Planner maka anda akan bisa melihat mana kata kunci yang lagi trending satu dua tahun ke depan sama dengan para blogger yang sebelum mereka menentukan judul blognya juga memanfaatkan tool ini untuk menentukan judul untuk website,deskripsi,maupun keyword yang akan di pilih buat blognya. Terimakasih telah membaca.

June 2, 2020

Menulis Telah MemberiKu Semuanya


Ketika Semua Jalan Tertutup 


Pembaca yang budiman, perkenankan saya menuliskan penggalan cerita yang secara langsung menyangkut jalan kehidupan kepenulisan saya serta berkah yang dihasilkannya. Bisa jadi hal seperti ini jauh dari memadai, tetapi sejujurnnya menulis telah memberiku segalanya.Harapan yang memberikan semangat, semangat kehidupan yang enak dan bahagia untuk dilakoni. Memang masih tetap dalam batasan bersahaja tetapi sungguh memberikan kebahagiaan tersendiri. Menulis ternyata bisa membuka peluang dan memberikan rasa bermakna dan juga menyelesaikan persoalan itu sendiri.
Ini adalah penggalan jalan kehidupan penulis, terkait kegiatan menulis. Saya yakin hal seperti ini akan memberikan sedikit makna bagi banyak orang. Namun demikian saya percaya semua orang mempunyai penggalan kehidupannya sendiri-sendiri yang juga tidak kalah menariknya. Penggalan kehidupan yang tertatah dengan emas dan bahkan berlian. Karena itu saya juga bisa menahan diri. Tetapi yang ingin saya kemukakan di sini adalah saya pernah mengalaminya, yakni hanya punya satu pilihan. Yakni untuk jadi seseorang sebagai penulis. Padahal dari sananya, saya sama sekali jarang bersentuhan dengan upaya untuk menulis. Memang membaca saya suka. Tetapi untuk menuliskannya, saya selalu kesulitan. Kesulitan untuk menyusun kata-katanya. Mana kata-kata yang harus di dahulukan. Pendek kata menulis adalah sesuatu yang tidak terpikirkan sejak dari awalnya.
Pernah dengar dengan istilah tentang anak batak di perantauan kan? Batak tembak langsung. Tapi ini untuk setting ceritra tahun tahun 70an. Itu menurut saya adalah upaya untuk menggambarkan anak-anak batak yang di kampungnya sana, dia dengan segala keterbatasannya. Dia yang aslinya belum tahu apa-apa, dia yang tidak tahu apa itu universitas, apa itu aturan lalu lintas jalan; tidak tahu mana saatnya stop dan mana saat jalan ketika melihat lampu setopan “abang-ijo” di perempatan jalan. Tetapi semua itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk melanjutkan kuliah ke Jawa. Banyak dari mereka yang kondisi orang tuanya, sungguh tidak memungkinkan untuk membiayai kuliahnya. Tapi anak-anak batak itu tetap nekat. Tidak berbeda dengan anakan penyu yang meluncur ke laut, dari ribuan yang berlari yang sampai hanya beberapa. Saya salah satu diantaranya. Saya waktu itu, hanya berbekal uang sebesar 15 ribu rupiah dengan kesanggupan orang tua biaya bulanan satu ribu perbulan, dengan tujuan  Yogyakarta. Ongkos kapal waktu itu sudah 6 ribu, uang daftar di UGM 3 ribu. Belum lagi ini itu, jelas membaginya tidak bisa atau sangat sulit sekali.
Tapi itulah jalannya kehidupan, panggilan suratan tangan. Sesungguhnya kisah itu sendiri jauh lebih menarik kalau dituliskan dengan hati. Bagaimana anak kampung dengan semua ke idiotannya menapaki hidup di kota besar metropolitan. Banyak dari teman-teman meski tetap terbatas, tetapi umumnya punya uang bulanan bervariasi, antara 15-25 ribu perbulan. Tapi hal itu sama sekali tidak memberi pengaruh yang berlebihan bagi perjalanan nasibku. Sangat bersyukur karena meski dengan berbagai keterbatasan itu, ternyata saya diterima kuliah di UGM. Saat itu sebuah pencapaian luar biasa. Apalagi bagi seorang siswa lulusan SMA pedalaman dari Sumatera. Tetapi dengan uang satu ribu rupiah perbulan jelas ini sebuah tantangan. Tantangannya nyata dan sungguh luar biasa.
Saya sendiri punya jurus kehidupan langka tapi, menurut saya pas. Misalnya dalam mencari tempat Kos, carilah di wilayah kota yang tidak ada listriknya. Maksudnya agar segalanya lebih terjangkau dan murah. Lokasi itu saya temukan, yakni di Gondolayu, pinggir kali Code. Memang kondisinya kumuh, dan tempat mandinya juga di sumur-sumur seadanya di pinggiran kali code kala itu. Tapi bagi anak kampung seperti saya jelas itu jauh lebih baik dari di Kampung. Waktu itu saya malah dapat tempat kost yang tidak perlu bayar apa-apa.



Persoalan berikutnya adalah bagaimana hidup dengan uang sebesar itu? Memang harga beras waktu itu per kilonya masih rp 30 rupiah. Jadi 10 kg harganya sebesar 300 rupiah. Tapi hidup dengan uang 700 rupiah perbulan, sudah termasuk semuanya secara logika itu tidak masuk akal. Teman saya yang waktu itu kost di asrama Realino, bayarannya sudah 15 ribu rupiah per bulan. Tapi saya sangat percaya jalan pasti ada. Saya  yakin sekali, jalan untuk itu pasti ada. Cuma sayangnya saya belum tahu. Dari berbagai analisa yang saya lakukan, maka jalan yang tersedia adalah jadi penulis di koran harian. Karena menulis tidak terikat waktu, tidak mengganggu waktu kuliah. Tapi menulis untuk bisa dimuat di koran tentunya, bukanlah tulisan yang dibuat oleh penulis seperti saya yang tidak tahu apa-apa tentang menulis. Tapi jalan itu jelas terbuka. Dan saya percaya jalan saya ada di sana. Cuma bagaimana memulainya.
Saya beruntung dan tergolong anak anak yang mudah beradaptasi, dan dengan cepat saya mendapatkan tugas sebagai pembersih dan penunggu “kantor” RW. Sebagai petugas RW saya boleh memakai sarana itu kapan saja, tugas saya hanya merawat kantor, mengetikkan dan menyampaikan surat-surat dinas dan undangan. Entah bagaimana ceritanya, pak RW malah membolehkan saya tinggal di situ, lengkap dengan makan minum gratis di warung yang ada di dekat kantor itu. Coba bayangkan, alangkah murahnya hati pak RW itu. Tuhan menolongku lewat kebaikan hati pak RW. Sederhananya saya dapat pekerjaan jadi penjaga dan merawat kantor RW tanpa upah, tetapi sebaliknya saya bisa tinggal di kantor itu dan dapat makan. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan, itu saya peroleh ketika saat mandi di pinggiran kali code.
Sungguh saya sangat bersyukur karena “tangan Tuhan” memberikan saya begitu mudahnya dan semuanya. Tempat tinggal dengan semua sarananya, malah ada listrik, air ledeng dan mesin tik kantor yang bisa saya pakai sampai pagi. Padahal umumnya warga di kampong itu ya hanya dengan lampu teplok dan air sumur. Waktu itu, sasaran dan tekad saya hanya satu jadi penulis. Menulis untuk mendapatkan honor bagi kelanjutan kuliah. Sebagai mahasiswa UGM akses ke perpustakaan terbuka lebar, bahan bacaan saya melimpah. Meski saya tidak atau belum bisa berbahasa inggeris, tapi anehnya saya merasa ngerti apa yang dimaksudkan oleh tulisan dalam buku-buku atau majalah berbahasa inggeris itu. Jadi seolah ide tulisan itu bisa saya tangkap untuk kemudian saya tuliskan dalam aroma dan suasana kehidupan sosial masyarakat kita. Saya terus menulis, menulis, menulis dan menulis. Menulis dengan mesin tik sebelas jari setiap ada kesempatan.
Sampai suatu hari setelah enam bulan mengetik tulisan siang  dan malam. Salah satu tulisan saya dimuat di Koran dua mingguan EKSPONEN YOGYAKARTA. Aduh senangnya bukan main. Rasanya dunia ini jadi begitu indah. Saya lalu mengajak anak pak RW mengambil honor tulisan itu di jalan KH Dahlan. Memang besarnya hanya 500 rupiah, dan honor itu sendiri saya berikan ke anaknya pak RW. Maka sontak di desa itu nama saya jadi buah bibir dan terkenal, mahasiswa UGM itu ternyata pintar juga menulis. Tetapi yang lebih heboh lagi, dua minggu kemudian, koran Sinar Harapan Jakarta memuat tulisan saya dengan honor 27.500 rupiah begitu juga dengan Surabaya Post dengan honor 30.000 rupiah. Setelah itu tulisan saya sudah ada dimana-mana. Bayangkan teman-teman saya umumnya hanya punya wessel antara 15-25 ribu perbulan sementara saya sudah punya penghasilan dengan rata-rata 30 ribu perbulan.
Saya percaya kemudahan itu, memang diberikan Tuhan pada saya karena saya telah meminta kepadaNYA. Saya telah melakoni hidup dengan penuh adaptasi, menjaga hubungan baik, menjadi anak muda yang santun dan ringan tangan. Saya tahu banyak orang yang bersimpati dengan upaya saya, ditambah lagi doa kedua orang tua setiap saat. Sejujurnya saya juga tahu dan yakin bahwa dalam perjalanan kehidupan saya, Tuhan pasti membantu saya dan yakin seyakin yakinnya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang bila sudah tiba saatnya. Saya hanya perlu bersabar, bersabar dan ihtiar. Tapi kapan? Itulah rahasiaNYA. Karena itu saya melakukannya dengan yang terbaik, dengan empati serta dibalur dengan semangat pantang menyerah. Berkarya dengan merebut HatiNYA. Dengan referensi seperti itu, saya ingin menuliskan buku ini bagi anak-anak muda zaman sekarang. Zaman dimana semua serba ada dan serba tinggal sentuh.
Saya menikmati kehidupan masa muda saya di Gondolayu selama dua tahun. Pada tahun ke tiga saya sudah bisa menyewa kamar di Jetis Harjo tepat di depan Teknik Geologi UGM waktu itu. Sebagai mahasiswa penulis saya juga sudah punya sepeda motor, dan bisa membayar berbagai kebutuhan saya sebagai mahasiswa Yogya.  Setelah saya memasuki kuliah di tahun ketiga, maka dunia kepenulisan telah mulai memudar karena digantikan oleh dunia survei dan pemetaan. Dari segi penghasilan, tantangan kerja di lapangan ternyata dunia survei lebih menantang. Menulis bagi saya waktu itu hanyalah jadi selingan, sementara kehidupan saya sudah sepenuhnya di topang oleh pekerjaan survei dan pemetaan. Apalagi waktu itu saya juga diangkat sebagai Chief Surveyor untuk lembaga penelitian kerja sama UGM dan KemenPU dalam hal penelitian persawahan Pasang Surut. Kehidupan mahasiswa saya sangat mennyenangkan. Mandiri, penuh dinamik dan antusiasme.
Sehabis dari Yogyakarta, saya kemudian masuk Perwira wajib militer dan menjadi Letnan Satu di Direktorat Topografi TNI-AD. Saya sangat senang dengan kehidupan baru saya sebagai prajurit TNI. Porsi latihannya menurut saya banyak, hidup kita seolah hanya berkisar belajar, latihan dan penugasan. Kemudian kembali lagi ke barak, sekolah lagi dan latihan lagi untuk kemudian ditugaskan ke lapangan. Pekerjaannya penuh dan menarik hanya dalam hal kesejahteraan sungguh sangat terbatas. Dalam kondisi seperti itulah, saya kemudian melihat lagi potensi kepenulisan saya. Saya terlanjur senang dengan kehidupan prajurit tetapi dari sisi kesejahteraannya sungguh sangat terbatas dan perlu tambahan.

Waktu itu saya berhasil mendapatkan izin dari Komandan ( maksudnya boleh menekuni kepenulisan asal jangan menyangkut kebijakan pemerintah dan perihal kehidupan sosial, selebihnya silahkan). Maka saya kembali melihat potensi menulis dalam kehidupan saya. Ketemu kembali kawan lama dalam hal kepenulisan dan jadilah saya memulainya jadi  staf redaksi di Majalah MEKATRONIKA di Bandung. Saya melakoni hidup yang ambi valen ya? Ya kira-kira begitulah. Sebagai prajurit saya suka kehidupannya, saya suka pekerjaannya, pelatihannya disiplinnya,  tetapi untuk hidup saya harus jadi penulis dan menulis. Gambarannya lebih kurang begini. Sebagai prajurit dengan pangkat Lettu (1982 an) gaji dll nya semua 90 ribu perbulan, sudah termasuk Uang Lauk Pauk. Cicilan rumah 60 ribu perbulan. Hidup dengan 30 ribu dengan keluarga jelas sangat tidak memadai.
Tetapi dengan menulis saya kemudian memperoleh honor sebenar 75 ribu perbulan dengan volume tulisan minimal satu tulisan dalam satu minggu. Saya kemudian mendapatkan kontrak kepenulisan buku dengan kesediaan penerbit mau membayar satu naskah buku sebesar satu juta rupiah. Kontrak aslinya jumlah honor adalah 12.5 % dan harga buku (cover price), tetapi penerbit mau membayarkan satu juta per satu naskah dengan catatan nantinya akan di perhitungkan kembali. Karena waktu itu saya mintak ada pembayaran di depan sebagai biaya produksi yang meliputi beli buku-buku, penelitian dll. Maka jadilah saya prajurit dengan gaji sebesar  1.250 ribu rupiiah per bulan. Wow sungguh luar biasa. Sebab setiap bulan saya bisa menghasilkan satu naskah buku plus lain-lain. Secara finansial saya tergolong kuat tetapi dari segi kerja, memang kerjanya dengan berbagai arah.
Kondisi seperti itu bisa bertahan sampai satu tahun, karena kemudian tuntutan hidup ke prajuritan saya menghendaki tugas lain. Yakni sekolah ke luar negeri, ke banyak negara sahabat seperti Amerika, Australia, Inggris dan Belanda. Kalau masa itu sudah era dot com mungkin, kehidupan seperti itu malah jadi tantangan yang sangat menarik. Tetapi karena dunianya masih sangat manual, maka kerja sebagai penulis harus kembali di nomor duakan. Tapi untungnya, sebagai tugas belajar di luar negeri kita juga mendapatkan berbagai tunjangan. Tunjangan pakaian itu sudah pasti, TNI memberikan semuanya, dan tergantung lagi musim apa di sana. Jasnya saja ada 4 stel, jas dan stelan untuk kehidupan sosialisasi di tengah komunitas internasional lainnya baik sebagai warga biasa (sipil) maupun sebagai prajurit. Tunjangan berbentuk uang, yang jumlahnya itu US$24 per hari. Boleh dikatakan, dalam tiap tahunnya 6 bulan di luar negeri untuk berlatih dan belajar di luar negeri dan enam bulan lainnya di lapangan di wilayah nusantara. Menulis sudah tidak sempat lagi. Tapi satu hal yang pasti menulis dalam perjalanan hidup saya telah memberikan warna yang sangat khas, dan saya sangat menikmatinya. Menulis telah memberikan saya apa saja, termasuk segalanya di saat semua jalan seolah sudah terutup. Semoga ada manfaatnya.

March 19, 2018

Tiga Buku Best, Bekal Anda Jadi Penulis Profesional


Buku Pertama, Ketika Jalan Terutup Menulis Malah Memberiku Segalanya. Adalah kisah tentang seorang mahasiswa yang terjebak dan nyaris berhenti, ketika ia tidak punya uang untuk kuliah. Tanpa bakat, tanpa kemampuan menulis-tetapi malah bertekat menjadikan menulis sebagai usaha untuk membiayai kuliahnya. Padahal pada zaman itu, belum ada computer, semuanya bagai tulis tangan lewat Mesin Tik. Kalau salah harus di Tip Ex dan tulisannya diulang kembali. Tetapi dengan semangat dan ketekunan serta latihan-latihan-dan latihan sampai ahirnya ia bisa jadi penulis di Koran harian dimana-mana. Diujung perjuangannya-mahasiswa itu malah dapat menjadikan dirinya penulis kampus serta jadi penulis lepas sebagai sumber kehidupannya dan malah penghasilannya mampu melebihi wesel bulanan dari para temannya yang kebetulan jadi anak Bupati. Itu kisah riel, karena saya sendirilah pelakunya. Buku ini mengalir dari pengalaman pribadi dibekalkan dengan berbagai ilmu lain untuk memperkuatnya.

Tiga Buku Best, Menjadikan Anda Penulis Profesional
Tiga buku ini sejak awal sudah di desain untuk menjadikan Anda Penulis Profesional. Buku yang cocok sebagai bekal awal bagi melahirkan seorang penulis sederhana tapi profesional. Penulis yang mampu menjadikan penghidupan dari kepenulisan. Penulis yang disamping punya talenta menulis perlu juga bekal Cara menulis yang benar.
Buku Pertama, Ketika Jalan Terutup Menulis Malah Memberiku Segalanya. Adalah kisah tentang seorang mahasiswa yang terjebak dan nyaris berhenti, ketika ia tidak punya uang untuk kuliah. Tanpa bakat, tanpa kemampuan menulis-tetapi malah bertekat menjadikan menulis sebagai usaha untuk membiayai kuliahnya. Padahal pada zaman itu, belum ada computer, semuanya bagai tulis tangan lewat Mesin Tik. Kalau salah harus di Tip Ex dan tulisannya diulang kembali. Tetapi dengan semangat dan ketekunan serta latihan-latihan-dan latihan sampai ahirnya ia bisa jadi penulis di Koran harian dimana-mana. Diujung perjuangannya-mahasiswa itu malah dapat menjadikan dirinya penulis kampus serta jadi penulis lepas sebagai sumber kehidupannya dan malah penghasilannya mampu melebihi wesel bulanan dari para temannya yang kebetulan jadi anak Bupati. Itu kisah riel, karena saya sendirilah pelakunya. Buku ini mengalir dari pengalaman pribadi dibekalkan dengan berbagai ilmu lain untuk memperkuatnya.
Buku kedua Rahasia Sukses Penulis Preneur adalah buku yang membekali anda untuk mentransformasi kemampuan menulis tradisional,menjadi penulis di era Life Style Dot Com. Bagi penulis yang masih asing dengan berbagai gadget dunia Online buku ini cocok buat anda; Penulis Life Style Dot Com, penulis yang dapat memanfaatkan media Online jadi ladang kepenulisan baru-seorang penulis yang diberi bekal untuk bisa membuat website-mulai dari nol hingga websitenya bisa muncul di halaman pertama mesin pencari Google- juga dia diberi bekal untuk memanfaatkan media social seperti Facebook-twitter-Trumbl-Linkedin-Pin It-Stmble Upon-Google + dll. Penulis yang diberi bekal untuk mencoba sedari awal membangun brand nya sendiri. Sampai ia bisa menjadi professional dalam kepenulisannya. Menurut saya , sungguh sebuah buku yang penuh dengan berbagai ilmu dan ketrampilan yang diperlukan oleh seorang penulis di era Lifestyle Dot Com.
Buku ketiga,7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Oleh Koran adalah buku pembekalan yang baik dan teruji untuk berhasil memasarkan tulisannya di berbagai media masa khususnya Koran. Buku yang memperlihatkan bagaimana cara-cara yang cerdas dan efektif untuk bisa menjadikan anda sebagai seorang penulis professional di Koran-koran harian-mingguan atau majalah bulanan. Cara-cara yang sudah teruji dan dilakukan oleh para ahli dalam menulis. Dengan berbekal buku ini; saya yakin anda akan jadi penulis handal, yang tulisannya pasti di senangi oleh para pemimpin redaksi Koran koran yang tulisan anda akan kirimi. Para sahabat atau siapapun anda-dengan berbekal ketiga buku ini sejatinya telah lebih dari cukup untuk menghantarkan anda menjadi penulis bersahaja yang disenangi oleh para pembacanya. Dan dibalik semua itu, anda juga akan bisa menjadi seorang penulis yang sepenuhnya bisa menghandalkan hidup dari menulis.