November 15, 2017

The Power Of Desain, Jalan Mulus Jadi Ahli dan Pebisnis Desain


The Power Of Desain,  Jalan Mulus Jadi Ahli dan Pebisnis Desain

Khusus bagi Anda yang ingin Jadi  desainer secara otodidak  Maka inilah Jalan “Mulus” bagi anda untuk bisa jadi Desainer Sejati. Jika Anda memiliki "The Power Of Desain" ini, Dijamin Anda akan Ahli Membuat Desain Grafis Secara Otodidak. Kok Bisa?  Yak arena di dalam “The Power Of Desain” anda akan "Temukan Formula Rahasia Yang Akan Mengantarkan Anda ke sana.  Menjadi ahli Desain Secara Otodidak" 

Bagi mereka yang belum tahu, pasti bertanya? Mengapa Sih Harus Belajar Desain?  Faktanya memang jelas, ternyata Jasa Desainer Dibutuhkan Setiap Saat. Hampir setiap hari desain grafis dibutuhkan orang, baik untuk publikasi kegiatan, branding perusahaan, promosi produk, dan sebagainya. Bidang Desain Grafis Tidak Pernah Mati  Bisa dibilang, bidang desain grafis tidak pernah mati. Sebab hampir semua bidang kehidupan membutuhkan desain, seperti desain iklan suatu produk, undangan pernikahan, brosur, logo, MMT, dan sebagainya.

Sebagai Sumber Penghasilan  Skill desain grafis bisa Anda jadikan sebagai salah satu sumber penghasilan. Misalnya menjadi seorang freelancer desain atau bisa juga membuka usaha jasa desain grafis.
Jadi jika Anda bisa, apalagi jago desain grafis, Anda punya banyak peluang yang bisa Anda maksimalkan untuk mendatangkan penghasilan. Apa saja peluangnya? Ini dia ...

Membuka Jasa Desain Grafis  Anda sudah tahu sendiri kan, seperti apa bagusnya prospek bisnis jasa desain grafis? Apalagi jika Anda membuka jasa desain di lingkungan yang dinamis (banyak kegiatan/event) seperti kampus, waaah GURIH nggak ada tulangnya….he he..

Membuka Kursus Desain Grafis  Tahukah Anda berapa uang yang harus Anda keluarkan untuk mengikuti sebuah kursus desain grafis? Jutaan. Ini kesempatan bagus yang bisa Anda ambil untuk meraup banyak uang.

Jualan Desain  Hasil kreativitas desain Anda bisa Anda jual di berbagai situs jual beli desain, misalnya di Fiverr. Dengan berjualan desain di Fiverr, Anda bisa mendapatkan dollar $$$. Waah...nggak kebayang sebelumnya

Ikut Kontes Desain  Skill dan daya kreativitas Anda dalam desain grafis bisa Anda maksimalkan dengan mengikuti kontes desain. Dengannya Anda bisa mendapatkan berbagai kegairahan peofesi…pertemanan sudah pasti…koneksi dan jaringan serta penghasilan  rupiah, bahkan $$$ dollar pun bisa Anda raih. Caranya bagaimana? Join saja di situs-situs kontes desain seperti 99designs.com, sribu.com, dan lain-lain.

KUNJUNGIN WEBSITE POWER OF DESAIN DISINI

Halo sobat semuanya...Ide nya sangat Sederhana; kalau  Anda pengin bisa jadi seorang  desainer? ;
Pengin jago buat desain logo?; Pengin mahir bikin desain pamflet dan brosur?; Pengin bisa desain MMT dan banner? ; Atau pengin bisa desain kaos dan sejenisnya? Tetapi...kemudian …Anda Nggak tahu harus belajar di mana? Anda tidak tahu persis harus belajar dengan siapa? ; Dan Nggak tahu harus mulai dari mana? ; Mau ikut kursus desain grafis? Ternyata…dan ternyata…bayarnya…Muahaal…nggak percaya?  Coba cek berapa harga kursus desain grafis... Anda pasti Kaget…ternyata..Waah, mahal sekali.

Kami dating untuk membantu Anda…membantu anda untuk menemukan...Solusinya. Ya kami tawarkan formula …The Power of Desain. Cara Mudah Belajar Desain. Kami menyediakan Video tutorial desain grafis yang akan memandu Anda belajar desain secara otodidak dari nol. Dengan video tutorial ini, Anda bisa banyak belajar cara membuat aneka macam desain, seperti desain logo, sertifikat, stempel, backdrop, MMT, brosur, kaos, dan lain-lain dengan menggunakan tools Corel Draw, tools desain grafis berbasis vektor yang umum digunakan orang Indonesia.



Karena itu akan sangat tepat bagi Anda Untuk memulainya sekarang Juga ….Mulailah belajar dari sini bersama The Power of Desain. Temukan cara mudah & praktis belajar desain dari ahlinya. Anda akan menemukan materi yang memang mempersiapkan Anda menjadi Ahli Desain yang lagi trend dan banyak di cari di pasar desain…..
PERLU DIINGAT!!!
Kapanpun, dari dulu hingga sekarang banyak orang membutuhkan desain grafis. Entah itu desain logo, undangan nikah, banner, MMT, brosur, sertifikat, pamflet, kaos, dan aneka desain yang lain.

Artinya apa?  Pasti Anda sudah tahu?   Ya sebuah PELUANG menanti Anda…Iya betul, di situ ada PELUANG BESAR bagi Anda untuk mendapatkan banyak keuntungan; ya kawan, ya pertemanan dan juga  UANG.

 Jika Anda jago desain grafis Anda bisa mendapatkan uang dengan mudah. Misalnya Anda bisa membuka JASA DESAIN GRAFIS.  Tahukah Anda berapa harga jasa desain grafis di pasaran? Cobalah Tanya Om Google ... dan Woow,  ternyata harga jasa desain grafis ternyata sampai jutaan rupiah; Sekarang inilah waktu terbaik bagi Anda untuk mengambil peluang emas ini.

Mulailah dari The Power of Desain : Cara Mudah Belajar Desain. The Power Of Desain. Sangat cocok buat Anda yang saat ini INGIN BELAJAR DESAIN, tetapi bingung harus belajar dari mana.
Mulailah dari sini, The Power of Desain siap membimbing Anda secara praktis bagaimana cara membuat berbagai macam desain dengan mudah.





September 11, 2017

Mau Jadi Penulis Pro? Cobalah Jadi Penulis Kejar Honor

Kalau Kamu Memang Ingin Jadi Penulis Profesional

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa penulis terkenal, punya nama, kaya secara material dan hidup ala selebriti di berbagai dunia panggung sebenarnya hanyalah penulis biasa saja. Penulis yang siapa saja sebenarnya bisa menuliskannya. Anda pasti ingin klarifikasi? Masa Sih? Cobalah perhatikan. Berbagai  tayangan live Show  di Televisi, terserah  apa genrenya, ada banyak  penggemar dan berhasil menghasilkan “bintang” bintang  tenar, kaya raya dsb dsb. Apakah tayangan atau show itu memang bagus? Nope! Belum tentu? Memang ada yang bagus tetapi lebih banyak lagi yang biasa-biasa saja. Lalu apa intinya? Ya lihatlah industeri yang melahirkan bintang dan mega bintang nya itu. Merekalah yang punya hajat, merekalah yang punya “selera” dan merekalah yang menentukan mana bintang yang Top dan mana yangTop sekali.
Nah di sanalah bedanya. Kalau banyak anak muda yang ingin jadi penulis Idola, berkarya, dan kaya raya maka jadilah bagian dari “pentas Show” yang diusung oleh industeri penerbitan. Bukan apa-apa. Karena begitu mereka berhasil menjadikan sebuah buku “Booming”, maka perhatikanlah hanya dalam hitungan minggu akan muncul lagi buku-buku baru yang lebih hebat, yang lebih “booming” dari yang sebelaumnya. Padahal hanya dalam tenggat waktu yang demikian terbatas?  Kapan Penulisnya bisa menuliskannya? Karena mesin industeri penerbitan itu bekerja, mereka mampu mendikte selera; anda kalau tidak membaca buku terbitan mereka, pasti anda tergolong kuno. Nggak tahu jaman, nggak gaya, nggak ngarus dst dst. Hanya satu tindakan yang harus anda ambil. Membeli buku mereka, dan menyebut sang Penulisnya sebagai “penulis hebat, penulis cerdas” yang dilahirkan zaman. Kalau anda berani menyebut yang sebaliknya, maka anda pasti dibilang tidak punya akal sehat dan anda memang orang yang tidak bisa mengikuti zaman. Itulah dunia panggung. Industeri memang harus mampu membuat panggung- panggung yang melegenda. Tanpa itu rasanya sepi. Masalahnya? Apakah anda berada dalam “radar” mereka? Kalau tidak ya anda hanya akan jadi sekedar penulis professional. Memang tidak kaya sekali, tetapi anda layak hidup seperti para professional lainnya. Mungkin tulisan ini akan sedikit banyak bisa membantu anda untuk menjadi penulis professional.

Penulis Yang Tahu Selera Pasar

Penulis Yang Tahu Selera Pasar   Tapi jangan salah persepsi, setiap segmen ( niche) mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Ada pasar yang ramai, tetapi hanya diminati oleh para pembaca yang menengah ke bawah. Sebaliknya ada juga segmen yang sebenarnya tidak banyak peminatnya, tetapi umumnya disukai oleh mereka yang punya daya beli. Dan banyak lagi ragamnya. Sekarang memang semua sudah ada “perangkat” atau “tool” yang bisa membantu anda. Anda bisa membaca selera pasar pada segmen yang anda suka lewat “Google” jelasnya “Google Keyword Planner” atau berbagai software yang memungkinkan anda tahu dengan benar, seperti apa sebenarnya “realitas” segmen yang akan anda kan tulis.

Begitu anda happy dengan segmen yang akan anda tulis, maka lakukanlah Riset perihal segmen yang akan anda tulis. Riset di sini adalah lewat “dektop” publishing artinya riset lewat berbagai tulisan Online terkait segmen yang akan anda tulis tersebut. Ingat kalau melakukan riset, perhatikan obyek yang anda riset; pilih juga kredibilitasnya.  Anda harus telaten saat dimana anda memanfaatkan data apa adanya dan pada saat yang mana harus memilih data dari sumber-sumber yang punya kredibilitas. Misalnya dari kalangan penerbit atau harian yang sudah punya jam terbang puluhan tahun; dari data atau publikasi kalangan universitas ternama; serta publikasi yang bisa anda yakini kredibilitasnya. Kemudian yang juga tidak kalah menariknya.  Apakah nantinya anda dalam menerbitkan buku tersebut hanya mengandalkan pada para penerbit “Mayor” yang memang hidupnya hanya dari dunia penerbitan Buku? atau anda terbitkan sendiri lewat pola “Selfpublishing” yang memadukan website pribadi, website toko Online sendiri serta memanfaatkan website mall; seperti Bukalapak com, Tokopedia com, Lazada, Alibaba, Amazon com Dll. Anda bisa memanfaatkan berbagai media website anda sendiri dengan kombinasi website pro yang memang sudah ada di pasar yang bisa anda manfaatkan secara gratis.


Perlu Disiplin dan Mampu Memotivasi Diri

Seperti kata seorang sahabat, kalau masih menulis hanya dengan mengandalkan mood, pertimbangkan ulang cita-citamu untuk jadi penulis profesional! Karena bagaimanapun tak bisa hanya mengandalkan mood. Penulis yang profesional memperlakukan aktivitas menulisnya sebagai sebuah pekerjaan yang tetap harus dilakukan setiap hari, tanpa peduli mood dan situasi hati. Tak peduli habis patah hati, gagal ujian, atau baru saja bertengkar dengan pacar, atau isteri dan tak ada alasan untuk tidak menulis. Ada banyak hal yang orang lupa kalau melihat dunia seorang penulis. Ibarat rutinas seorang prajurit professional, menulis juga harus punya jadwal-jadwal yang sudah tersusun dan telah dipraktekkan dengan baik. Seorang prajurit kegiatannya dikerangkakan oleh waktu dan waktu. Jam 06.45 dia sudah harus apel pagi ( apel nya memang jam 07.00 tapi dia sudah harus di posisi apel 15 menit sebelumnya, itu berarti sudah harus bangun jam 04.30). Kegiatan Apel pagi diikuti dengan rutinitas senam pagi, dan nanti baru selesai jam 08.00 Kegiatan berikutnya sesuai dengan tugasnya masing-masing sampai Isoma ( istirahat Sholat makan siang) pada Jam 13.30. Kegiatan berikutnya sampai Jam 15.00. Diikuti Apel Siang.Jam 16.00-17.30 kegiatan ekstra;  Jam 21.00-21.30 Apel malam dst dst.


Dalam kerangka waktu yang seperti itulah mereka membina kesegaran atau kesemaptaan tubuh, ketrampilan bela diri, kemampuan profesionalnya dst dst. Kehidupan seperti itu sudah jadi suatu ritme. Dalam garis besarnya mereka mempunyai waktu –waktu yang bervariasi sesuai satuannya masing-masing. Yakni waktu untuk penugsan di lapangan; waktu untuk pendidikan ; dan waktu penugasan di satuan. Kalau di lapangan biasanya mulai dari 3 bulan-satu tahun penugsan; pendidikan biasanya tergantung jenis dan tingkatannya dengan durasi satu bulan-satu tahun. Dengan cara itulah mereka menempa diri hingga akhirnya jadi prajurit professional. Polanya bisa jadi tidak sama persis, tetapi seperti itulah garis besarnya. Saya tahu itu, karena saya ada di lingkungan itu selama 30 tahun.
Begitupulalah seorang penulis, dia harus mempu membuat kerangka kerjanya, kerangka cara dia meningkatkan kemampuan profesi kepenulisannya sendiri, dan juga menjaga kebugaran tubuhnya. Bisa dibayangkan kalau model penulis yang dalam satu hari bisa duduk di depan Laptop 6-7 jam disamping seruputan minum kopi. Kalau dia tidak menyediakan waktunya untuk melatih kebugaran tubuh minimal satu jam per hari. Maka percayalah dia akan tidak pernah sampai di sana (jadi penulis professional). Hanya dalam tubuh yang sehatlah maka akan muncul kemampuan menulis yang baik dan professional. Bahwa penulis itu selama ini dipersepsikan seperti kehidupan seniman, yang bekerja hanya kalau lagi mud, penuh sensasi dan berbagai atribut kesenimanan lainnya. Percayalah itu semua hanya sebuah persepsi yang keliru. Penulis professional itu justeru hidupnya penuh disiplin, bahkan melebihi disiplinnya seorang prajurit. Kenapa? Karena dia harus mampu mengatur jadwalnya sendiri. Mengatur strategi bagaimana ia mendapatkan penghasilan; bagaimana ia meningkatkan kemampuan profesionalnya dan menjaga stamina tubuhnya sendiri dan membina keluarganya. 

BerkaryaLah Dengan Hati

Kalau berkaca pada buku-buku yang diminati oleh banyak orang, dapat dipastikan buku tersebut adalah buku yang bisa mewakili kepentingan banyak orang pula. Di tulis dengan hati dalam bahasa yang disenangi oleh para pembacanya. Buku yang mampu memecahkan persoalan para pembacanya serta memberi solusi jalan keluar yang paling baik dari kondisi yang ada. Buku yang baik itu ternyata, adalah buku yang juga bermanfaat, menghibur dan memberikan solusi. Jadi tidaklah berlebihan kalau disebutkan bahwa buku yang baik itu juga adalah buku yang ditulis oleh ahli pada bidangnya. Seorang ahli yang tidak mesti mempunyai gelar akademik, tetapi seorang ahli yang sudah terobsesi sejak ia mulai manaruh minat pada bidang yang ia senangi. Jangan salah sangka, ahli dalam menghayal bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan semua orang, ia tidak memerlukan gelar akademik tapi kemampuannya berhayal di kagumi dan disukai oleh banyak orang. Khayalan kalau dituliskan oleh ahlinya adalah sesuatu yang sangat menghibur dan itu disukai oleh banyak orang.
Jika mau melongok pada kunci keberhasilan mereka, sebenarnya ada benang merah yang dapat kita temukan. Penulis-penulis sukses itu menetapkan target pembaca yang jelas, menulis dengan bahasa yang disukai pembaca, mereka juga tak menutup diri pada kesempatan menulis semata. Tapi bisa memanfaatkan kepenulisan mereka untuk berkarya di bidang lain yang juga tidak kalah menariknya. Artinya kemampuan menulis itu bisa lebih bermakna kalau berada di tangan yang benar dan jadi sahhabat banyak khalayak. Kita bisa melihat anak-anak muda yang memanfaatkan talentanya sebagai sebuah jembatan baru menuju keberhasilan yang tidak kalah menariknya. Misalnya Dewi Lestari disamping sebagai penulis, ia juga menulis skenario untuk bukunya yang diadaptasi menjadi film. Bernard Batubara bekerja sebagai editor untuk sebuah penerbit yang banyak menerbitkan buku anak muda, Raditya Dika sering menjai host di beberapa acara televisi dan rajin mengisi pelatihan penulisan kreatif di berbagai kota. Mereka juga menikmatinya dan tentu juga mendapatkan imbalan yang menarik pula.
Jadi sebenarnya, pekerjaan sebagai penulis itu membuka banyak pintu kesempatan, yang tentunya dapat menghasilkan berbagai peluang berikutnya.  Karena itu jangan terpaku pada kemampuan menulis sebelas jari, tetapi selalulah kembangkan kemampuan diri, dan manfaatkan perkembangan teknologi. Penulis zaman sekarang dituntut untuk bisa memanfaatkan perkembangan teknologi Online, teknologi website. Tidak terbayangkan, seorang penulis di era digital ini tetapi tidak mampu membuat website. Tidak terbayangkan seorang penulis zaman sekarang yang tidak bisa memanfaatkan berbagai software untuk menggandakan tulisan dengan “spinner” atau tidak bisa memanfaatkan teknologi pembuatan video dalam tulisannya dan masih banyak lagi. Seorang penulis, sama dengan seorang professional lainnya di tuntut untuk selalu ada dalam arus utama teknologi keahliannya itu sendiri.

Kalau mau bisa menulis dengan bagus, maka mau tidak mau kamu juga harus rajin baca buku bagus terus menerus! Ingat! Ibarat anda sebagai penjual Bakso, maka jangan hanya fokus pada resep Baksomu semata. Tetapi cobalah juga berkunjung ke tukang tukang penjual Bakso lainnya. Bagaimana mereka menyusun warung Baksonya, ruangan kulakannya, cara penyajiannya dan bahkan cara menghidangkannya. Ibarat buku, kadang isinya sudah sangat cukup bagus, tetapi karena di cetak secara sembarangan dengan design dan lay out seadanya. Ya juga nggak bakalan laku. Karena itu seorang penulis harus juga sering melakukan komparasi dalam semua lini kepenulisannya dan kemudian menuliskan karyanya dengan sepenuh hati. Karya yang dituliskan dengan semangat memberikan ke senangan pada pembacanya.

August 25, 2017

Pustaka Berjalan, Menularkan Budaya Membaca Versi Garut


komunitas Pustaka Berjalan Garut-Kompas.id

Kesadaran masyarakat untuk membaca masih rendah. Apalagi, gawai semakin canggih, banyak yang semakin malas membaca buku. Dengan kondisi itu, sekelompok mahasiswa membentuk komunitas Pustaka Berjalan untuk menularkan hobi membaca. Bagi Dicki Lukmana dan Dzikrilah, memerlukan keberanian dan percaya diri untuk membuat sebuah perpustakaan umum. Dua mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut, Jawa Barat, meski berpenampilan rambut gondrong punya perhatian khusus pada minat baca masyarakat.
Dimulai dari kebiasaan membaca buku, mereka sering menggembol ransel yang penuh dengan buku-buku bacaan. Satu ransel ukuran 16 liter bisa diisi sampai 10 buku bacaan.Awalnya, mereka hobi membaca buku tentang apa saja. Sayangnya, koleksi buku yang terus bertambah, tertumpuk tidak terurus. Untuk itu, mereka rela meminjamkan bukunya kepada teman-teman di kampus. Lama-kelamaan Dicki dan Dzikri dilabeli sebagai Pustaka Berjalan (Puber) oleh teman- temannya. Apalagi, mereka selalu membawa tas yang penuh dengan buku-buku.
“Kami dijuluki si ‘puber’ karena tas kami selalu penuh dengan puluhan buku,” ujar Dzikri ketika ditemui di lapaknya di sekitar alun-alun Jalan Ahmad Yani, Garut, Jumat (11/8) lalu.Seiring berjalannya waktu, mulai November 2016, Puber memberanikan diri membuka lapak di beberapa acara, seperti di acara musik, festival sekolah, dan seminar. Di situ, siapa saja boleh membaca koleksi buku mereka.“Koleksi buku-buku kami lumayan variatif, mulai dari novel, sastra, sejarah, pengetahuan sampai buku cerita anak. Kalau yang paling sering dipinjam biasanya novel dan sejarah,” kata Dicki.
Lalu, dua bulan kemudian, mereka memberanikan diri menggelar lapak di tempat umum. Mereka melihat fasilitas tempat membaca umum di Garut masih sedikit. Hanya ada satu perpustakaan umum daerah.“Kami berangkat dari kesadaran kalau fasilitas tempat membaca umum di Garut masih minim. Nah, kami, kan, punya koleksi buku yang cukup banyak, ya, sudah dibawa saja ke kampus untuk buka lapak. Dan, sekarang kami buka di tempat umum, seperti di Alun-Alun Garut,” kata Dicki.
Menurut Dicki, koleksi buku-buku di perpustakaan umum, kebanyakan sulit dipahami oleh orang awam. “Sebenarnya, minat baca masyarakat memang bagus. Namun, karena orang-orang malas ke perpustakaan dan juga koleksi bukunya lebih spesifik untuk kalangan tertentu,” katanya.Sejak Januari 2017, Puber membuka lapak di Alun-Alun Garut. Mereka yang bergabung ke komunitas untuk merelakan bukunya dibaca dan dipinjam pun semakin bertambah. Saat ini, ada delapan anggota Puber yang aktif. Sementara pengunjung yang datang bisa berasal dari mana saja. Bukan hanya membaca buku di tempat lapak, pengunjung juga bisa meminjam dengan catatan harus dikembalikan dalam waktu dua minggu.
Tak ketinggalan pedagang yang ingin membaca buku pun datang ke lapak Puber. “Lapaknya sangat menarik, ragam buku yang banyak membuat pengetahuan saya bertambah. Walaupun saya hanya tukang gorengan, saya juga perlu membaca untuk menambah pengetahuan saya,” ujar Endang, pedagang gorengan di sekitar alun-alun. 
Menambah koleksi
Semakin banyaknya peminat membuat Puber bersemangat menambah koleksi buku-bukunya. “Buat penambahan buku, kami menerima donasi buku, dengan membangun jaringan dengan komunitas-komunitas lainnya. Kadang-kadang ada juga pengunjung lapak baca yang sengaja datang untuk berdonasi,” kata Dicki. Saat ini, jumlah buku yang mereka miliki sebanyak 200 judul. Buku yang mereka dapatkan adalah hasil dari swadaya dan milik pribadi. Puber mengharapkan kehadirannya bisa meningkatkan minat baca masyarakat Garut. Apalagi untuk membaca di tempat ini semuanya gratis, tidak dipungut biaya.
Salah satu hal yang unik dari Puber yang hampir semua anggotanya berambut gondrong. Sampai-sampai mereka membuat diskusi terbuka tentang “Rambut dan Komoditas”. Hal tersebut dilakukan untuk mengenalkan Puber ke masyarakat, dan mengubah pandangan orang lain tentang rambut gondrong. Diskusi merupakan cara Puber untuk untuk menambah aktivitas. Dua minggu sekali, mereka mengadakan diskusi umum yang dinamakan ngumpul heula (berkumpul dulu). Pertemuan tersebut diadakan di awal dan pertengahan bulan. Untuk menambah inspirasi Puber juga kerap kali hiking (naik gunung). “Selain ngelapak, kita ngumpul buat diskusi tentang hal yang lagi hits saat ini, kita juga sering naik gunung,” ujar Dicki.

Tak hanya lapak membaca, Puber juga mempunyai agenda untuk membantu perpustakaan desa yang teringgal. Saat ini, Puber sedang membantu perpustakaan di Cigintung, Kecamatan Singajaya, Garut, karena kurangnya sumber daya manusia.Untuk ikut bergabung dengan Puber, syaratnya harus sering kumpul dan membantu acara. Sebenarnya, bukan hal yang di sengaja anggota Puber berambut gondrong. “Rambut gondrong hanya identitas. Semoga saja bisa mengubah anggapan masyarakat tentang rambut gondrong yang identik dengan premanisme,” ujar Dicki. (SIE/*)
Sumber : https://kompas.id/baca/gaya-hidup/2017/08/22/menularkan-budaya-membaca-ke-urang-garut/