April 4, 2019

7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Oleh Koran



7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Oleh Koran
Jumlah halaman-263 halaman
ISBN-978-602-1062-76
Cetakan ke-2

Mengirimkan artikel ke suatu harian atau Koran atau umumnya kolom opini di media massa, mungkin menjadi dambaan bagi para penulis. Entah menulis untuk koran berskala nasional atau pun lokal, yang jelas ada prestise tersendiri bagi penulisnya serta kepuasan berbagi perspektif pada masyarakat. Namun demikian, kita harus punya perhitungan sebab kita akan bersaing dengan banyak penulis profesional. Keraskah persaingan itu? Jawabnya tentu relative. Kalau tulisan anda memang bagus dan berkualitas serta pada waktu yang tepat, maka kemungkinan artikel anda untuk dimuat besar sekali. Tetapi apakah itu suatu jaminan? Tentu tidak, sebab pada ahirnya yang berhak menentukan dimuat tidaknya tulisan anda tersebut tergantung Redaksi dan Pimpinan Redaksinya. 

Buku 7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Koran memperlihatkan bahwa dalam upaya menulis di media arus utama ini, kita perlu banyak belajar dari penulis lain tentang keberhasilan mereka menembus media massa. Yakni dengan membaca artikel-artikel mereka serta memperhatikan waktu artikel tersebut dimuat. Salah satu rubrik paling polpuler adalah opini, dimana banyak penulis profesional begitu antusias menulis di sini. Karena itu, saya ingin mengatakannya di sini, bahwa mencoba kemampuan menulis anda bisa diukur dari sisi ini. Meski demikian bukan berarti sebuah tulisan yang tidak bisa dimuat di suatu kolom opini Surat Kabar berarti tulisan tersebut jelek. Dalam hal ini ada terpaut soal selera. 



Tetapi sebagai calon penulis professional hal seperti ini bisa jadi pertanda. Mampukah anda membuat tulisan dan dimuat di Koran tersebut. Mulailah berjenjang, urutkan dari Koran kecil di kota anda, kemudian ke kota tetangga dan seterusnya hingga Koran terbaik di negeri ini. Menurut saya ide seperti itu akan mampu menumbuhkan adrenalin kepenulisan anda, dan itu sesuatu yang menarik. Hal itulah yang diuraikan dalam buku ini.

No comments:

Post a Comment