Mau
Menjadi Penulis Profesional dan Kaya?
Siapa yang gak tau film Harry Potter? Film bertema sihir ini
memang sangat populer sejak dari pertama kali dirilis tahun 1997 silam. Bahkan
setelah penayangan seri terakhirnya pada tahun 2007 lalu, film ini masih sangat
manarik untuk ditonton. Kepopuleran film Harry Potter memang
mendunia, para pemain, atribut dan latar belakang film bahkan masih sangat
melekat dihati para penonton. Bukan, mantra-mantra sihir yang dikeluarkan
sepanjang film juga masih diingat jelas oleh para penggemarnya.Bisa dikatakan
film Harry Potter adalah salah satu film legendaris yang amat populer. Hampir
tak ada yang tak tau film bertema sihir klasik satu ini. Meskipun film ini
sudah berakhir 12 tahun lalu, namun penggemar Harry Potter masihlah mendunia.
Bahkan banyak hal-hal yang berbau Harry Potter dijual di berbagai negara.
Kesuksesan film Harry Potter tentu tak bisa lepas dari sang
penulis novel Harry Potter yakni J.K. Rowling. Tanpa adanya karya tulis J.K.
Rowling, tentunya kita tidak akan
pernah tahu akan adanya Hogwarts, kita tidak tahu apa itu Gryffindor, kita juga
tidak akan tau Harry Potter, Hermione Granger, Ron Weasley dan para tokoh dalam
film sihir tersebut. Sebab dari imajinasi jenius J.K. Rowling lah, kisah Harry
Potter itu berawal.
Sebelum diadaptasi menjadi sebuah Film Mega Box Office, Harry
Potter merupakan sebuah judul novel melegenda yang ditulis oleh J.K. Rowling.
Novel tersebut telah membawa J.K. Rowling serta menjadikannya penulis terkaya.
Novel-novel tersebut telah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa yang berbeda dan
terjual lebih dari 450 juta kopi. Buku-buku Harry Potter bahkan telah tercatat
sebagai seri buku terlaris sepanjang sejarah. Sebagai seorang penulis terkenal
dunia, sifat kepribadian J.K. Rowling
juga tersirat dalam setiap karyanya, diantaranya adalah ketekunan, kepemimpinan
dan komunikasi yang efektif. Sebagai penulis yang sukses, tentunya J.K. Rowling
mempunyai kisah perjuangan hidup yang tidak kalah menariknya, inspiratif yang
patut untuk ditiru.
Kisah hidup, ketenaran dan kekayaan J.K. Rowling telah
terdokumentasikan dengan baik. J.K. Rowling dikenal sebagai seorang penulis
yang berjuang dengan imajinasi dan mimpinya. Ketika naskah Harry Potter
akhirnya terjual, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Tetapi ada
banyak peristiwa dalam kehidupan wanita bernama Joanne Rowling ini yang
tergolong pahit. Jika kita melihat lebih dekat masa-masa sulit dalam hidupnya
di Negara Barat yang sudah maju, kita juga jadi sadar, bahwa tantangan
kehidupan itu ada dimana-mana? Kita tidak menemukan perjalanan kepenulisan
Rowling yang bisa memanfaatkannya untuk
mengatasi kesulitan hidup. Misalnya menjadi semisal “penulis” kejar
honor dll. Kita bisa melihat sifat ulet Rowling, tahan banting yang bisa menginspirasi
banyak penulis pemula yang mengidolakannya. Dia percaya diri dan punya talenta
dalam menulis, senang membaca, dan dia mampu menginspirasi dirinya sendiri. Dia
pantang menyerah pada perasaan negatif dan nasib buruknya. Hingga kemudian
bukunya menjadi legenda Dunia.
Kalau Mau melihat Bagaimana Perjuangan JK Rowling Jadi Penulis Kaya Raya...anda sebaiknya baca dulu Buku "Setiap Asa Bertabur Nikmat. Anda akan melihat bagaimana perjuangan JK Rowling hingga jadi Penulis terkaya Dunia pada zamannya. Bisa Lihat Disini.
Sekarang
ini menjadi penulis sepertinya pekerjaan yang menarik dan kian hari makin
banyak diimpikan anak muda Indonesia. Munculnya para penulis baru yang sukses
dengan karyanya, dibumbui dengan keleluasaan waktu yang ditawarkan oleh
pekerjaan ini, hingga kesempatan untuk meluapkan kreativitas membuat profesi penulis
kian memikat banyak calon penulis.
Menjadi
penulis tidaklah seenak yang anda bayangkan. Jika memang ingin menjadikan
menulis sebagai sebuah pekerjaan, tentu banyak cara untuk mencapainya. Pertama
dan yang penting sebaiknya menulislah, terkait hal hal yang anda senangi dan
tulislah sesuai imajinasimu. Tentu saja tulisan itu akan menarik bagimu, dan
juga yang satu selera denganmua. Tapi kalau ingin tulisanmu banyak dicari dan
dibaca orang lain. Maka tentu saja, anda harus peka dengan selera para pembaca
anda. Karena itu, sebelum menghasilkan
sebuah karya anda perlu membaca selera pasar, menetapkan target pembaca yang ingin
di jangkau, hingga memastikan bahwa plot cerita atau nonfiksi yang anda buat memiliki
sesuatu yang menarik dan berbeda dari penulis lain.
Tidak
hanya berhenti di proses membaca pasar dan mencari ide, setelah karyamu selesai
pun anda masih perlu mengatur strategi. Sebagai penulis, penting bagimu untuk
terus berinteraksi dengan pembaca. Loyalitas mereka untuk membeli karyamulah
yang akan menentukan masa depanmu di dunia kepenulisan. Anda wajib memutar otak
untuk menemukan cara komunikasi yang paling baik. Bisa lewat blog, jejaring
sosial, hingga acara kopi darat dengan pembaca setia. Tapi hal seperti itu,
sudah menjadi bagian dari pemasaran. Kalau anda masih bergulat untuk menjadi
penulis. Ya menulis saja dahulu.
Harus
Tahan Banting. Jalan untuk menjadi seorang penulis yang berhasil tentu berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Bagi seorang seleberiti, sudah punya nama. Dia
bisa memanfaatkan para penulis Ghost Writer untuk menuliskan bukunya dan dengan
nama yang sudah tenar dan terkenal, maka bukunya juga bisa sukses dan menjadi
tambahan penghasilan yang menarik buatnya. Tetapi sebaliknya bagi mereka yang
belum punya apa-apa. Dalam artian belum punya “nama” , belum dikenal orang maka
menulis adalah jalan panjang tiada tara.
Jadi
jangan heran. Hanya Orang-Orang yang Tahan Banting dan Punya Komitmen Tinggi
yang Bisa Bertahan Jadi Penulis. Bagi mereka. Menulis sebenarnya tak lebih
ringan dari sebuah pertandingan marathon perlu tekad dan daya tahan. Bagi
golongan ini. Menulis bukanlah pekerjaan yang ringan. Penulis Jepang Haruki
Murakami, menurutnya penulis itu diibaratkan sebagai seseorang yang sedang
mengikuti pertandingan lari maraton. Demi mencapai garis finish, seseorang
harus cerdik mengatur tenaga agar tak kelelahan di tengah jalan. Juga perlu
latihan panjang yang tidak kenal bosan dan melelahkan. Bagi mereka yang
tergolong seperti ini. Proses menyelesaikan sebuah naskah tulisan memang tidak
lebih ringan dari pertandingan maraton. Padahal bagi yang lainnya. Menulis itu
tidak ada bedanya dengan bertutur. Dia cukup menceritakan idenya di depan alat
perekam. Kemudian memberikannya pada penulis lain untuk menuliskan ulang
untuknya. Setelah koreksi di sana dan sini, maka jadilah ia sebuah karya yang
tidak kalah menariknya.
Saat
anda menulis sebuah novel dengan latar belakang negara lain yang belum pernah anda
kunjungi, misalnya. Demi mendapatkan gambaran yang tepat dan otentik, anda
harus membuka Peta, rajin membaca informasi yang berhubungan dengan negara
tersebut. Cari berbagai info yang menarik terkait wilayah tersebut, cari info
yang spesifik. Usahakan lihat film-film terkait wilayah dan perhatikan
budayanya. Cermati juga blog –blog negeri itu dan ambl berbagai info menarik
darinya. Setelah punya gambaran yang jelas, maka barulah tuliskan karya anda
terkait wilayah atau adat istiadat di wilayah itu. Cara seperti ini jelas
memelukan proses. Proses menulis tidak jarang membutuhkan tenaga dan komitmen
yang sungguh-sungguh. Untuk menjadi penulis yang bisa konsisten menghasilkan
karya, anda harus rela bekerja keras untuk terus menulis. Nah! Masalahnya,
kalau anda punya sesuatu untuk dimakan selama proses kreativitas menulis anda;
tentu tidak ada masalah. Tapi kalau sambil menulis dan cari penghasilan? Tentu
polanya beda lagi.
Jangan
Menyerah
Seburuk
apapun hasil tulisanmu, teruslah menulis! Kata para sesepuh penulis. Setiap
penulis pasti pernah mengalami writer’s block, yaitu sebuah kondisi dimana
penulis kehilangan semangat dan ide untuk melanjutkan tulisannya. Writer’s
block bisa disebabkan oleh kondisi penulis yang mungkin sedang memiliki banyak
masalah pribadi, bisa juga datang karena kejenuhan setelah penulis lama
berkarya tanpa pernah mengambil jeda untuk meliburkan otak, khususnya bagi
mereka yang belum kuat pondasi ekonominya. Menulislah terus, tak peduli
seberapa buruk hasilnya nanti. Bagi seorang penulis profesional, menuliskan
seuatu yang buruk masih bisa diperbaiki lewat proses editing di kemudian hari.
Tapi, menyerah pada keengganan diri adalah sebuah bentuk kekalahan.
Kenalilah
pembacamu, Belajarlah Bicara Dengan Bahasa Mereka. Kalau sudah berniat mau menjadikan
menulis sebagai sebuah pekerjaan jelas, anda harus lebih peduli tentang cara
anda menuliskan karyamu. Anda tidak lagi menulis hanya untuk dirimu sendiri.
Kini anda menulis untuk orang lain yang rela mengeluarkan uang demi menikmati
hasil karyamu. Maka, jadi kewajibanmu untuk menghibur mereka! Jangan lelah
untuk mengenali pembacamu. Search judul tulisan atau bahkan namamu di Google
dan Twitter untuk menemukan komentar pembaca tentang hasil karya yang telah anda
telurkan. Tak hanya berhenti di situ, jelajahi media sosial mereka. Kenali
siapa mereka, apa kesukaannya, lelucon apa yang mereka suka, gaya bahasa apa
yang mereka gunakan dengan teman-temannya dsb dsb.
Dengan
kata lain. Lewat cara ini sebenarnya anda sedang menciptakan profil pembaca dan
membentuk gaya komunikasi yang paling tepat dengan mereka. Ingat, tak semua
orang mau susah payah memahami pemikiranmu. Anda juga belum sehebat Dewi
Lestari yang sudah punya penggemar setia ‘kan? Kadang, justru andalah yang
harus rela belajar bertutur sesuai gaya bahasa pembaca agar mereka lebih merasa
dekat dan terhubung dengan tulisanmu.
Menulis
Bisa Jadi Andalan Penghasilan. Jangan Percaya Pada Anggapan Orang Bahwa Penulis
Adalah Pekerjaan yang Tak Bisa Menghasilkan Uang. Dalam suatu wawancara Bernard
Batubara, seorang penulis muda dengan semangat mengatakan bahwa ia bisa hidup
dari pekerjaannya sebagai penulis. Bagi penulis tertentu, menjadi penulis
memang kian menjanjikan. Selain Bernard, masih ada penulis muda lain yang juga
sukses: sebut saja Raditya Dika, Dewi Lestari, Agustinus Wibowo, dll Jika mau melihat
pada kunci keberhasilan mereka,
sebenarnya ada satu benang merah yang dapat kita temukan. Penulis-penulis
sukses itu menetapkan target pembaca yang jelas, menulis dengan bahasa yang
disukai pembaca, mereka juga tak menutup diri pada kesempatan menulis yang tak
hanya sekedar mencetak karya di atas kertas. Mereka juga mempunyai pekerjaan
lain yang bisa menopang kehidupan kepenulisan mereka. Misalnya Dewi Lestari
juga menulis skenario untuk bukunya yang diadaptasi menjadi film, Bernard Batubara
bekerja sebagai editor untuk sebuah penerbit yang banyak menerbitkan buku anak
muda, Raditya Dika tak enggan menjai host di beberapa acara televisi dan rajin
mengisi pelatihan penulisan kreatif di berbagai kota.
Jadi
sebenarnya, apapun pekerjaan anda kalau jadi professional anda bisa juga
berhasil. Begitu juga sebagai penulis. Pekerjaan sebagai penulis itu membuka
banyak pintu kesempatan; yang tentunya
dapat menghasilkan uang. Tetapi dengan catatan, anda terus mengembangkan jaringan dan jeli
melihat kesempatan, hidup hanya dari menulis sangat mungkin untuk dilakukan.
Jadi penulis itu nggak harus tinggal di kamar kecil yang suram dan bokek seumur
hidup. Penulis juga bisa hidup mapan.
Bagaimana Cara Bisa Menjadi Penulis Profesional Mari kita ulangi lagi.
Ingatlah. Ketika anda menulis, pada saat itu anda sama saja sedang berbicara.
Yang membedakan hanyalah mediumnya saja. Ketika anda sedang berbicara, anda
sedang menggunakan medium bahasa lisan atau lidah. Dan ketika anda sedang
menulis, anda sedang menggunakan medium bahasa tulis atau susunan huruf. Namun
substansinya sama, yaitu anda menyampaikan sesuatu yang telah anda pahami. Jika
anda menulis sesuatu yang belum anda pahami, maka tulisan anda tidak akan menarik
dan malah terasa hambar. Hasilnya, pembaca akan bingung karena penulisnya
sendiri tidak tahu artinya.
Agar
anda jadi professional dan pandai menulis: pahami dulu, lalu tulis, dan
kemudian asah atau biasakan. Maka akhirnya menulis akan menjadi mudah. Sulit
hanya berlaku bagi orang yang belum bisa atau tidak bisa. Berikut ini ada 3 hal
yang perlu anda tahu tentang penulis profesional:
Penulis profesional adalah
Seorang Pakar Menulis
merupakan keahlian (meski tidak perlu titel Akademis), dan untuk memiliki
keahlian itu perlu belajar. Kita membaca tulisan orang lain itu sama dengan
belajar. Dan semakin sering kita membaca maka akan semakin banyak pengetahuan
yang kita pahami. Jika sudah paham, maka tulislah apa yang telah anda pahami
tersebut. Bagaimana anda agar benar-benar memahaminya dengan baik, hal itu
tergantung kualitas anda. Namun jika kita hanya membaca saja tanpa diikuti
dengan praktek menulis, maka kita hanya akan pintar membaca saja namun tetap
kaku dalam menulis. Intinya: baca, pahami, uji dan praktekkan (menulis).
Penulis profesional itu perlu
latihan Semakin
banyak kita menulis itu sama dengan mengasah keahlian dan tentunya akan membuat
kita semakin mahir. Satu rangkaian kalimat yang kita buat akan mempertajam
keahlian kita. Namun jika cara menulis kita hanya seperti itu secara terus
menerus tanpa kita kembangkan, maka kemampuan menulis kita hanya sebatas
itu-itu saja dan tidak akan bertambah. Menulis banyak macam ragamnya dan
semuanya kita harus menguasai. Kalau ingin menguasai Teori menulis baca juga
buku ini : Ketika
Semua Jalan Tertutup: Menulis Malah Memberi Segalanya.
Penulis profesonal itu Tidak
Susah Jika kita terus belajar
dan berlatih, tanpa terasa kita akan mahir dalam menulis. Ditambah lagi tahu
dan mengerti Teorinya maka segala macam cara menulis akan menjadi mudah. Tidak
ada kata sulit bagi orang yang sudah mahir. Sulit hanya berlaku bagi orang yang
belum mahir. Orang yang tidak mau belajar dan tidak mau mengasah keahlian akan
tumpul selamanya.
Ada
satu hal lagi. Tetap tingkatkan kualitas intelektual Anda. Jika anda sudah
mahir dalam menulis, maka anda bisa membuat tulisan berkualitas sambil tertawa.
Karena menulis artikel berkualitas bukan menjadi pekerjaan yang berat lagi bagi
anda, tetapi menjadi sebuah kebiasaan yang menyenangkan. Tetapi ingat kalau
kualitas diri atau kualitas intelektual anda juga tetap anda tingkatkan.
https://www.idntimes.com/life/inspiration/amelia-solekha/penuh-duka-cita-begini-perjalanan-hidup-jk-rowling-sebelum-sukses-c1c2/10
No comments:
Post a Comment