Kalau Kamu Memang Ingin Jadi
Penulis Profesional
Pernahkah terlintas dalam
pikiranmu bahwa penulis terkenal, punya nama, kaya secara material dan hidup
ala selebriti di berbagai dunia panggung sebenarnya hanyalah penulis biasa
saja. Penulis yang siapa saja sebenarnya bisa menuliskannya. Anda pasti ingin
klarifikasi? Masa Sih? Cobalah perhatikan. Berbagai tayangan live Show di Televisi, terserah apa genrenya, ada banyak penggemar dan berhasil menghasilkan “bintang”
bintang tenar, kaya raya dsb dsb. Apakah
tayangan atau show itu memang bagus? Nope! Belum tentu? Memang ada yang bagus
tetapi lebih banyak lagi yang biasa-biasa saja. Lalu apa intinya? Ya lihatlah
industeri yang melahirkan bintang dan mega bintang nya itu. Merekalah yang
punya hajat, merekalah yang punya “selera” dan merekalah yang menentukan mana bintang
yang Top dan mana yangTop sekali.
Nah di sanalah bedanya. Kalau
banyak anak muda yang ingin jadi penulis Idola, berkarya, dan kaya raya maka
jadilah bagian dari “pentas Show” yang diusung oleh industeri penerbitan. Bukan
apa-apa. Karena begitu mereka berhasil menjadikan sebuah buku “Booming”, maka
perhatikanlah hanya dalam hitungan minggu akan muncul lagi buku-buku baru yang
lebih hebat, yang lebih “booming” dari yang sebelaumnya. Padahal hanya dalam
tenggat waktu yang demikian terbatas? Kapan
Penulisnya bisa menuliskannya? Karena mesin industeri penerbitan itu bekerja,
mereka mampu mendikte selera; anda kalau tidak membaca buku terbitan mereka,
pasti anda tergolong kuno. Nggak tahu jaman, nggak gaya, nggak ngarus dst dst.
Hanya satu tindakan yang harus anda ambil. Membeli buku mereka, dan menyebut
sang Penulisnya sebagai “penulis hebat, penulis cerdas” yang dilahirkan zaman.
Kalau anda berani menyebut yang sebaliknya, maka anda pasti dibilang tidak
punya akal sehat dan anda memang orang yang tidak bisa mengikuti zaman. Itulah
dunia panggung. Industeri memang harus mampu membuat panggung- panggung yang
melegenda. Tanpa itu rasanya sepi. Masalahnya? Apakah anda berada dalam “radar”
mereka? Kalau tidak ya anda hanya akan jadi sekedar penulis professional.
Memang tidak kaya sekali, tetapi anda layak hidup seperti para professional lainnya.
Mungkin tulisan ini akan sedikit banyak bisa membantu anda untuk menjadi
penulis professional.
Penulis Yang Tahu Selera Pasar
Penulis
Yang Tahu Selera Pasar Tapi jangan salah persepsi,
setiap segmen ( niche) mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Ada pasar yang
ramai, tetapi hanya diminati oleh para pembaca yang menengah ke bawah.
Sebaliknya ada juga segmen yang sebenarnya tidak banyak peminatnya, tetapi
umumnya disukai oleh mereka yang punya daya beli. Dan banyak lagi ragamnya.
Sekarang memang semua sudah ada “perangkat” atau “tool” yang bisa membantu
anda. Anda bisa membaca selera pasar pada segmen yang anda suka lewat “Google”
jelasnya “Google Keyword Planner” atau berbagai software yang memungkinkan anda
tahu dengan benar, seperti apa sebenarnya “realitas” segmen yang akan anda kan
tulis.
Begitu anda happy dengan
segmen yang akan anda tulis, maka lakukanlah Riset perihal segmen yang akan
anda tulis. Riset di sini adalah lewat “dektop” publishing artinya riset lewat
berbagai tulisan Online terkait segmen yang akan anda tulis tersebut. Ingat kalau
melakukan riset, perhatikan obyek yang anda riset; pilih juga kredibilitasnya. Anda harus telaten saat dimana anda
memanfaatkan data apa adanya dan pada saat yang mana harus memilih data dari
sumber-sumber yang punya kredibilitas. Misalnya dari kalangan penerbit atau
harian yang sudah punya jam terbang puluhan tahun; dari data atau publikasi
kalangan universitas ternama; serta publikasi yang bisa anda yakini
kredibilitasnya. Kemudian yang juga tidak kalah menariknya. Apakah nantinya anda dalam menerbitkan buku
tersebut hanya mengandalkan pada para penerbit “Mayor” yang memang hidupnya
hanya dari dunia penerbitan Buku? atau anda terbitkan sendiri lewat pola “Selfpublishing”
yang memadukan website pribadi, website toko Online sendiri serta memanfaatkan
website mall; seperti Bukalapak com, Tokopedia com, Lazada, Alibaba, Amazon com
Dll. Anda bisa memanfaatkan berbagai media website anda sendiri dengan
kombinasi website pro yang memang sudah ada di pasar yang bisa anda manfaatkan
secara gratis.
Seperti kata seorang sahabat,
kalau masih menulis hanya dengan mengandalkan mood, pertimbangkan ulang
cita-citamu untuk jadi penulis profesional! Karena bagaimanapun tak bisa hanya
mengandalkan mood. Penulis yang profesional memperlakukan aktivitas menulisnya
sebagai sebuah pekerjaan yang tetap harus dilakukan setiap hari, tanpa peduli
mood dan situasi hati. Tak peduli habis patah hati, gagal ujian, atau baru saja
bertengkar dengan pacar, atau isteri dan tak ada alasan untuk tidak menulis.
Ada banyak hal yang orang lupa kalau melihat dunia seorang penulis. Ibarat
rutinas seorang prajurit professional, menulis juga harus punya jadwal-jadwal
yang sudah tersusun dan telah dipraktekkan dengan baik. Seorang prajurit
kegiatannya dikerangkakan oleh waktu dan waktu. Jam 06.45 dia sudah harus apel
pagi ( apel nya memang jam 07.00 tapi dia sudah harus di posisi apel 15 menit
sebelumnya, itu berarti sudah harus bangun jam 04.30). Kegiatan Apel pagi
diikuti dengan rutinitas senam pagi, dan nanti baru selesai jam 08.00 Kegiatan
berikutnya sesuai dengan tugasnya masing-masing sampai Isoma ( istirahat Sholat
makan siang) pada Jam 13.30. Kegiatan berikutnya sampai Jam 15.00. Diikuti Apel
Siang.Jam 16.00-17.30 kegiatan ekstra; Jam
21.00-21.30 Apel malam dst dst.
Perlu
Disiplin dan Mampu Memotivasi Diri
Dalam kerangka waktu yang
seperti itulah mereka membina kesegaran atau kesemaptaan tubuh, ketrampilan
bela diri, kemampuan profesionalnya dst dst. Kehidupan seperti itu sudah jadi
suatu ritme. Dalam garis besarnya mereka mempunyai waktu –waktu yang bervariasi
sesuai satuannya masing-masing. Yakni waktu untuk penugsan di lapangan; waktu
untuk pendidikan ; dan waktu penugasan di satuan. Kalau di lapangan biasanya
mulai dari 3 bulan-satu tahun penugsan; pendidikan biasanya tergantung jenis
dan tingkatannya dengan durasi satu bulan-satu tahun. Dengan cara itulah mereka
menempa diri hingga akhirnya jadi prajurit professional. Polanya bisa jadi
tidak sama persis, tetapi seperti itulah garis besarnya. Saya tahu itu, karena
saya ada di lingkungan itu selama 30 tahun.
Begitupulalah seorang penulis,
dia harus mempu membuat kerangka kerjanya, kerangka cara dia meningkatkan
kemampuan profesi kepenulisannya sendiri, dan juga menjaga kebugaran tubuhnya.
Bisa dibayangkan kalau model penulis yang dalam satu hari bisa duduk di depan
Laptop 6-7 jam disamping seruputan minum kopi. Kalau dia tidak menyediakan
waktunya untuk melatih kebugaran tubuh minimal satu jam per hari. Maka
percayalah dia akan tidak pernah sampai di sana (jadi penulis professional).
Hanya dalam tubuh yang sehatlah maka akan muncul kemampuan menulis yang baik
dan professional. Bahwa penulis itu selama ini dipersepsikan seperti kehidupan
seniman, yang bekerja hanya kalau lagi mud, penuh sensasi dan berbagai atribut
kesenimanan lainnya. Percayalah itu semua hanya sebuah persepsi yang keliru.
Penulis professional itu justeru hidupnya penuh disiplin, bahkan melebihi
disiplinnya seorang prajurit. Kenapa? Karena dia harus mampu mengatur jadwalnya
sendiri. Mengatur strategi bagaimana ia mendapatkan penghasilan; bagaimana ia
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan menjaga stamina tubuhnya sendiri dan
membina keluarganya.
BerkaryaLah Dengan
Hati
Kalau berkaca pada buku-buku
yang diminati oleh banyak orang, dapat dipastikan buku tersebut adalah buku
yang bisa mewakili kepentingan banyak orang pula. Di tulis dengan hati dalam
bahasa yang disenangi oleh para pembacanya. Buku yang mampu memecahkan
persoalan para pembacanya serta memberi solusi jalan keluar yang paling baik
dari kondisi yang ada. Buku yang baik itu ternyata, adalah buku yang juga
bermanfaat, menghibur dan memberikan solusi. Jadi tidaklah berlebihan kalau
disebutkan bahwa buku yang baik itu juga adalah buku yang ditulis oleh ahli pada
bidangnya. Seorang ahli yang tidak mesti mempunyai gelar akademik, tetapi
seorang ahli yang sudah terobsesi sejak ia mulai manaruh minat pada bidang yang
ia senangi. Jangan salah sangka, ahli dalam menghayal bukanlah sesuatu yang
bisa didapatkan semua orang, ia tidak memerlukan gelar akademik tapi
kemampuannya berhayal di kagumi dan disukai oleh banyak orang. Khayalan kalau
dituliskan oleh ahlinya adalah sesuatu yang sangat menghibur dan itu disukai
oleh banyak orang.
Jika mau melongok pada kunci
keberhasilan mereka, sebenarnya ada benang merah yang dapat kita temukan.
Penulis-penulis sukses itu menetapkan target pembaca yang jelas, menulis dengan
bahasa yang disukai pembaca, mereka juga tak menutup diri pada kesempatan
menulis semata. Tapi bisa memanfaatkan kepenulisan mereka untuk berkarya di
bidang lain yang juga tidak kalah menariknya. Artinya kemampuan menulis itu
bisa lebih bermakna kalau berada di tangan yang benar dan jadi sahhabat banyak
khalayak. Kita bisa melihat anak-anak muda yang memanfaatkan talentanya sebagai
sebuah jembatan baru menuju keberhasilan yang tidak kalah menariknya. Misalnya Dewi
Lestari disamping sebagai penulis, ia juga menulis skenario untuk bukunya yang
diadaptasi menjadi film. Bernard Batubara bekerja sebagai editor untuk sebuah
penerbit yang banyak menerbitkan buku anak muda, Raditya Dika sering menjai
host di beberapa acara televisi dan rajin mengisi pelatihan penulisan kreatif
di berbagai kota. Mereka juga menikmatinya dan tentu juga mendapatkan imbalan
yang menarik pula.
Jadi sebenarnya, pekerjaan
sebagai penulis itu membuka banyak pintu kesempatan, yang tentunya dapat
menghasilkan berbagai peluang berikutnya. Karena itu jangan terpaku pada kemampuan
menulis sebelas jari, tetapi selalulah kembangkan kemampuan diri, dan
manfaatkan perkembangan teknologi. Penulis zaman sekarang dituntut untuk bisa
memanfaatkan perkembangan teknologi Online, teknologi website. Tidak
terbayangkan, seorang penulis di era digital ini tetapi tidak mampu membuat
website. Tidak terbayangkan seorang penulis zaman sekarang yang tidak bisa
memanfaatkan berbagai software untuk menggandakan tulisan dengan “spinner” atau
tidak bisa memanfaatkan teknologi pembuatan video dalam tulisannya dan masih
banyak lagi. Seorang penulis, sama dengan seorang professional lainnya di
tuntut untuk selalu ada dalam arus utama teknologi keahliannya itu sendiri.
Kalau mau bisa menulis dengan
bagus, maka mau tidak mau kamu juga harus rajin baca buku bagus terus menerus! Ingat!
Ibarat anda sebagai penjual Bakso, maka jangan hanya fokus pada resep Baksomu
semata. Tetapi cobalah juga berkunjung ke tukang tukang penjual Bakso lainnya.
Bagaimana mereka menyusun warung Baksonya, ruangan kulakannya, cara
penyajiannya dan bahkan cara menghidangkannya. Ibarat buku, kadang isinya sudah
sangat cukup bagus, tetapi karena di cetak secara sembarangan dengan design dan
lay out seadanya. Ya juga nggak bakalan laku. Karena itu seorang penulis harus
juga sering melakukan komparasi dalam semua lini kepenulisannya dan kemudian
menuliskan karyanya dengan sepenuh hati. Karya yang dituliskan dengan semangat
memberikan ke senangan pada pembacanya.
No comments:
Post a Comment